INDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA MINAT ANAK USIA 12 – 15 TAHUN DALAM MENGIKUTI SEPAK BOLA DI PANDAWA

INDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA MINAT ANAK USIA 12 – 15 TAHUN DALAM MENGIKUTI SEPAK BOLA DI PANDAWA - Hallo sahabat SKRIPSI OLAHRAGA, Pada sharing Film kali ini yang berjudul INDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA MINAT ANAK USIA 12 – 15 TAHUN DALAM MENGIKUTI SEPAK BOLA DI PANDAWA, saya telah menyediakan SKRIPSI OLAHRAGA Terbaru. mudah-mudahan isi postinganSKRIPSI OLAHRAGA yang saya tulis ini dapat anda Koleksi. okelah, ini dia SKRIPSI OLAHRAGA.

SKRIPSI OLAHRAGA : INDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA MINAT ANAK USIA 12 – 15 TAHUN DALAM MENGIKUTI SEPAK BOLA DI PANDAWA
Judil : INDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA MINAT ANAK USIA 12 – 15 TAHUN DALAM MENGIKUTI SEPAK BOLA DI PANDAWA

lihat juga


INDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA MINAT ANAK USIA 12 – 15 TAHUN DALAM MENGIKUTI SEPAK BOLA DI PANDAWA


IDENTIFY THE CAUSE OF ENTHUSIASM APPEARANCE CHILD OF AGE 12 – 15 YEAR FOLLOWING FOOTBALL IN PANDAWA

This research aim to identifying factors any kind of causing student enthusiasm appearance in football school in Pandawa.
This research is descriptive research with aim to give picture concerning the observable object. Sample which applied in this research is school student Pandawa age of 12 – 15 year amounting to counted 55 people, 10 people is applied as sample for instrument testing and 45 applied other people as sample for intake of data truthfully. Method which applied in this research is observation method by using technique in equate. Equate type which applied is lockup type consisting of 30 item question consisting of 13 item question for flavor factor liking arising out because influence from outside. Analysis of validity of instrument apply formula KR-20 the calculation apply aid computer through program SPSS version of 10 edition Sutrisno Hadi and Singgih Santoso.
From this research indicate that enthusiasm follow football school Pandawa influenced by flavor factor liking arising out from within own self equal to 63,76%, consist of flavor like to facility and appliance, equal to 47,78% feel liking to coach, equal to 66,76 and feel liking to practice program, equal to 72,44%. While enthusiasm liking arising out because influence from outside equal to 49,44, consist of flavor like because environmental influence, equal to 49,80%, feel liking because friend influence, equal to 47,11% and also fell liking because old fellow family equal to 47,89%.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat populer dan digemari oleh sebagian besar lapisan masyarakat diseluruh penjuru dunia. Olahraga ini semakin diminati oleh banyak orang karena dapat dinikmati serta dimainkan oleh anak-anak hingga orang dewasa. Salah satu daya tarik dari permainan ini terletak pada kealamian permainan sepak bola. (Luxbacher, 1990:5) berbagai alasan dan tujuan orang untuk menggeluti olahraga ini, ada yang hanya sebagai olahraga rekreasi, untuk meningkatkan kebugaran jasmani bahkan sampai pada tujuan untuk mencapai prestasi dan mengharumkan nama bangsa. Hingga sekarang permainan sepak bola terus berkembang dengan pesat dan semakin banyak orang yang memainkan olahraga ini hingga ke berbagai benua dan di beberapa kawasan yang ada di dunia ini. Hal ini dapat dilihat dari sebuah data yang terkumpul yang menyatakan bahwa, lebih dari 200 juta orang di seluruh kawasan dunia ini memainkan permainan sepak bola (Luxbacher, 1990:5).
Perkembangan sepak bola modern ditandai dengan berdirinya suatu induk organisasi olahraga sepak bola yang menjadi dasar pengembangan peraturan permainan sepak bola. Organisasi terdekat didirikan di Inggris pada tanggal 26 Oktober 1863 yang diberi nama “The Foot Ball Association” kemudian pada tahun 1882 atas prakarsa “Guirim” yang berasal dari Prancis, maka didirikanlah suatu Federasi Sepakbola Internasional yang menangani segala sesuatu yang berkaitan dengan sepak bola yang diberi nama “Federation International the Foot Ball Association” atau yang dikenal dengan singkatan “FIFA” (Soeharno, 1979).
Di Indonesia pada awalnya olahraga sepakbola dibawa oleh para penjajah dan terus berkembang ke seluruh pelosok tanah air. Kemudian atas prakarsa seseorang yang bernama “Ir. Suratin” pada saat itu berdirilah suatu induk organisasi olahraga yang menangani segala sesuatu yang berkaitan dengan sepak bola. Organisasi tersebut berdiri pada tanggal 19 April 1930 dan diberi nama “Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia” atau yang lebih dikenal dengan singkatan “PSSI” kemudian pada tanggal 24 Juli 1992 PSSI diterima sebagai salah satu anggota FIFA. Dengan berdirinya PSSI serta terdaftar dalam keanggotaan FIFA, perkembangan olahraga sepakbola di Indonesia bertambah maju, hingga sekarang PSSI telah banyak mencatat prestasi yang cukup membanggakan bagi kancah persepakbolaan di tanah air baik itu ditingkat dunia maupun dikawasan Asia sendiri.
Salah satu tujuan orang menggeluti olahraga sepakbola adalah untuk mencapai prestasi dan mengharumkan nama bangsa. Jika dilihat dari tujuan tersebut maka diperlukan persiapan baik secara fisik, teknik, taktik maupun keadaan psikologis yang baik. Selain itu juga diperlukan faktor-faktor pendukung lainnya guna mencapai tujuan tersebut seperti alat dan fasilitas, sarana dan prasarana, tenaga pelatih yang handal, pengorganisasian, sumber dana dan lain sebagainya. Namun pada prakteknya masih banyak para pelatih yang mempersiapkan atlet dari segi fisik, teknik, taktik saja dan kurang memperhatikan aspek psikologis dari atlet atau anak latihnya, padahal untuk menjadi seorang atlet handal tidak cukup dengan hanya kesiapan fisik, teknik dan taktik saja, aspek psikologis dari seorang atlet juga memegang peranan penting bagi pembinaan olahraga prestasi termasuk dalam cabang olahraga sepakbola. Seorang atlet hebat tidak hanya memiliki kesiapan fisik, teknik, taktik saja tetapi juga harus memiliki keadaan psikologis yang bagus.
Berbicara mengenai aspek psikologis seorang atlet banyak hal yang perlu diperhatikan antaranya motivasi, kecemasan, percaya diri, emosi, minat dan lain sebagainya. Minat merupakan salah satu dari aspek psikologis yang juga harus mendapat perhatian dari para pembina dan pelatih olahraga. Dalam suatu kegiatan termasuk kegiatan olahraga minat merupakan hal yang penting karena minat dapat mempengaruhi seberapa besar perhatian seseorang terhadap kegiatan atau aktivitas yang ia lakukan baik dalam bidang olahraga seperti cabang olahraga sepak bola maupun dibidang lainnya. Hal tersebut juga berlaku pada anak usia dini, karena pada usia dini minat memiliki peranan penting dalam kehidupan, aktivitas yang dilakukan seorang anak sangat bergantung dengan kuat tidaknya minat yang timbul dalam diri mereka. Namun pada kenyataannya setiap anak mempunyai tingkat minat yang berbeda-beda, hal ini dapat menjadi suatu permasalahan dalam pembinaan sepak bola di usia dini. Minat yang timbul dalam diri seseorang atau anak dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti lingkungan sosial, keluarga teman, serta faktor lainnya. Seorang anak yang mempunyai minat yang tinggi terhadap olahraga sepakbola maka ia akan berusaha keras untuk berlatih jika dibandingkan dengan anak yang mempunyai minat yang rendah terhadap olahraga sepakbola.
Sekolah sepakbola merupakan suatu wadah pembinaan atlet muda dalam cabang olahraga sepakbola. Di sekolah sepak bola tersebut mempelajari tentang permainan sepakbola, dimana didalamnya terjadi proses berlatih melatih yang dilakukan secara rutin, terencana serta mempunyai organisasi dan tujuan yang jelas. Sekolah sepakbola merupakan wadah pembinaan sepakbola usia dini harus mempunyai komponen yang masih dipenuhi seperti tanggung jawab, pelatih yang bersertifikat, kurikulum serta alat dan fasilitas yang memadai. Sekolah sepakbola Pandawa merupakan salah satu SSB di Pamekasan yang masih terlihat aktif melakukan pembinaan usia dini, meskipun jumlah anak didiknya setiap tahun semakin berkurang.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi minat seorang anak untuk bermain sepakbola baik itu faktor yang berasal dari dalam diri pendiri seperti emosi, rasa senang, dan sebagainya maupun faktor yang timbul dari luar seperti orang tua, lingkungan, pengaruh teman atau pengaruh menonton pertandingan sepak bola di televisi.
Mengatasi kesenjangan yang terjadi terhadap gejala yang timbul seperti yang telah diutarakan di atas, maka penulis ingin mencoba mengkaji dan meneliti fenomena yang terjadi tersebut dalam suatu penelitian. Dengan dasar pemikiran tersebut maka peneliti menyusun suatu penelitian yang diberi judul “survey trerhadap factor-faktor penyebab munculnya minat anak usia 12 – 15 tahun dalam mengikuti sepak bola di Pandawa” faktor apa saja yang menentukan atau melatarbelakangi anak bermain sepakbola di Pamekasan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka peneliti merumuskan suatu permasalahan apa yang menyebabkan minat anak dalam mengikuti SSB Pandawa.dengan indikator sebagai berikut :
1. Seberapa besar Faktor Intrinsik yang mempengaruhi minat anak bermain sepak bola di Pandawa ? dalam hal ini Peneliti merumuskan pertanyaan yang berhubungan dengan motivasi Intrinsik sebagai berikut :
a. Rasa senang bermain sepakbola karena fasilitas dan alat latihan
b. Rasa senang bermain sepakbola karena pelatih
c. Rasa senang bermain sepakbola karena program latihan
2. Seberapa besar faktor Ektrinsik yang mempengaruhi minat anak bermain sepak bola di Pandawa ? Peneliti merumuskan pertanyaan yang berhubungan dengan motivasi Ektrinsik sebagai berikut :
a. Rasa senang bermain sepakbola karena pengaruh lingkungan
b. Rasa senang bermain sepakbola karena pengaruh teman
c. Rasa senang bermain sepakbola karena pengaruh orang tua atau keluarga.

C. Tujuan Penelitian
Peneliti tentunya mempunyai tujuan tertentu dalam menyusun suatu bentuk penelitian yang ia lakukan. Mengacu pada rumusan masalah yang telah dilakukan sebelumnya maka peneliti kali ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Faktor-faktor Intrinsik yang mempengaruhi anak bermain sepak bola di Pandawa.
2. Faktor-faktor Ektrinsik mempengaruhi minat anak bermain sepakbola di Pandawa.
D. Pentingnya Masalah di Teliti
Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa minat merupakan salah satu faktor penentu anak untuk bermain sepakbola. Untuk itu penulis ingin mengetahui seberapa besar minat masyarakat terhadap olahraga sepakbola khususnya minat si anak bermain sepakbola dan juga sebagai salah satu wadah pembelajaran bagi para pelatih sepakbola khususnya diusia dini untuk menarik minat anak bermain sepakbola.

D. Definisi
1. Definisi
Sesuai dengan variabel yang terdapat pada rumusan masalah, peneliti perlu mendefinisikan seluruh variabel. Penelitian secara operasional, agar orang lain tidak memberikan tafsiran yang berbeda dari tafsiran yang ditentukan oleh peneliti.
a. Minat
Minat adalah pengertian seseorang terhadap suatu objek disertai dengan penilaian sehingga menimbulkan kecenderungan atau rasa senang terhadap objek itu (Badami dkk, 1996:6). Objek yang dimaksud dalam penelitian kali ini adalah SSB Pandawa di Pamekasan.
b. Sepakbola
Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan 11 orang termasuk penjaga gawang. Cabang olahraga ini mempunyai prinsip yang sederhana sekali yaitu mencetak gol kegawang lawan. Siapa yang lebih banyak mencetak gol maka dialah pemenangnya.
(Jef Sneyes. 1998:03).

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Minat
Walgito (1983:28) menyatakan bahwa, "minat merupakan suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap suatu objek dan disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif terhadap objek tertentu". Crow and Crow (I973:553) dalam bukunya menyatakan bahwa, “minat merupakan suatu kekuatan (Motivating Force) yaitu menyebabkan seseorang memusatkan perhatian pada orang lain, aktivitas atau objek tertentu”. Sedangkan Winkell (1983:30) menyatakan, "minat adalah sebagai kecenderungan yang menetap dalam diri subyek untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung di dalam bidang tersebut". Menurut Effendi (1985:123) "minat adalah kecenderungan yang timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu karena sesuai dengan kebutuhan atau merasa bahwa sesuatu yang akan dipelajari bermakna bagi dirinya''. Menurut Mappiere, (1982:62) menyatakan bahwa "minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari campuran perasaan, harapan, pendirian, rasa takut, atau kecenderungan-kecenderungan yang menggerakkan individu kepada salah satu pilihan tertentu". Kartono (1990:112) menyatakan, "minat merupakan momen dari kecenderungan yang terarah secara intensif kepada suatu objek yang dianggap penting. Minat ini erat berkaitan dengan kepribadian dan selalu mengandung unsur afektif/perasaan, kognitif dan kemauan. Sedangkan Badawi dkk (1996:6) menyatakan, "minat adalah pengertian seseorang terhadap suatu obyek disertai dengan penilaian sehingga menimbulkan kecenderungan atau rasa senang terhadap objek itu. Nurkancana (1986:112) menyatakan "minat atau interest merupakan gejala psikis yang berkaitan dengan objek atau aktivitas yang menstimulir perasaan senang pada individu. Sedangkan Abror (1993:112) dalam bukunya menyatakan bahwa:
Minat mengandung unsur kognisi (mengenal), emosi (perasaan), dan konasi (kehendak). Unsur kognisi dalam arti minat tersebut didahului dengan pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju oleh minat itu sendiri. Unsur emosi partisipasi atau pengalaman dalam objek atau aktivitas tertentu (biasanya rasa senang). Unsur konasi merupakan kelanjutan dari dua unsur tersebut, yang diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan.

Berdasarkan pernyataan di atas minat itu timbul didahului oleh pengetahuan dan informasi, kemudian disertai dengan rasa senang dan timbul perhatian terhadapnya serta ada hasrat dan keinginan untuk melakukannya. Sementara itu Suryobroto (1983:7) menyatakan, “minat adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek serta banyak sedikitnya kekuatan yang menyertai suatu ativitas yang dilakukan.
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian minat, maka dapat disimpulkan bahwa minat merupakan :
1 Kecenderungan untuk memikirkan dalam jiwa seseorang.
2 adanya pemusatan penelitian dari individu.
3 Rasa senang yang timbul dalam diri individu terhadap objek
4 Keinginan dalam diri individu untuk mengetahui, melakukan dan membuktikan lebih lanjut.
5 Pemusatan pikiran, perasaan dan kemauan terhadap objek karena menarik perhatian.
Jadi dengan kata lain bahwa minat timbul didahului oleh pengetahuan dan informasi, kemudian disertai dengan rasa senang dan timbul perhatian terhadapnya serta ada hasrat dan keinginan untuk melakukannya.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat
Minat yang timbul dalam diri seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri (faktor instrinsik) mapun faktor yang datang dari luar (faktor ekstrinsik). Crow and Crou yang dikutip oleh Prasetya (1999:11) menyatakan, “ada 3 faktor yang mendasari timbulnya minat yaitu faktor dorongan dari dalam, faktor motif sosial dan faktor emosional”. Killis (1988) menyatakan bahwa:
Minat itu dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain: pekerjaan, sosial ekonomi, bakat, umur, jenis kelamin, kepribadian, lingkungan. Dimana faktor-faktor tersebut saling berinteraksi. Lebih lanjut dijelaskan, faktor yang mendorong dari dalam merupakan faktor yang mendorong pemusatan perhatian dan keterlibatan mental secara aktif, faktor dorongan sosial merupakan faktor yang membangkitkan minat pada hal yang berhubungan dengan kebutuhan sosial individu itu sendiri, sedangkan faktor dorongan emosional merupakan faktor yang mendasari timbulnya minat setelah dirasakan emosi menyenangkan pada peristiwa sebelumnya.

Super and Criter yang dikutip oleh Griatama (1992:70-72), mengatakan bahwa, "minat itu dipengaruhi oleh banyak faktor seperti pekerjaan, status sosial ekonomi, bakat, umur, jenis kelamin, pengalaman, kepribadian dan lingkungan". Gunarsa (1980:68) yang mengatakan bahwa "minat dapat dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor dari dalam (instrinsik) seperti rasa senang, perhatian dan persepsi, sedangkan faktor dari dalam (ekstrinsik) seperti, lingkungan sistem pengajaran. Syukur (1996-17) menyatakan bahwa faktor intrinsik merupakan kecenderungan seseorang untuk berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, sedangkan faktor ekstrinsik merupakan kecenderungan seseorang untuk memilih aktivitas tersebut berdasarkan tujuan agar dapat memenuhi kebutuhan orang tertentu".
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara garis besar minat di pengaruhi oleh dua faktor yaitu : faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri (faktor instrinsik) yaitu yang berhubungan dengan minat itu sendiri dengan minat yang lebih mendasar atau asli dan faktor yang berasal dari luar individu tersebut (faktor ekstrinsik) yaitu yang ditujukan dengan adanya emosi senang yang berhubungan dengan tujuan dari aktivitas tertentu.

C. Pentingnya Minat
Dalam suatu kegiatan termasuk kegiatan olahraga minat merupakan hal yang penting karena minat dapat mempengaruhi seberapa besar perhatian seseorang terhadap kegiatan yang ia lakukan baik dalam bidang olahraga seperti cabang olahraga sepakbola. Namun pada kenyataannya setiap individu mempunyai tingkat minat yang berbeda-beda, hal ini mempengaruhi oleh banyak faktor seperti: lingkungan sosial, keluarga, teman, serta faktor lainnya. Pada semua usia minat mempunyai peranan penting dalam kehidupan seseorang. Minat tersebut nantinya akan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan prilaku seseorang. Seseorang yang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu aktivitas atau kegiatan tertentu baik itu yang berbentuk permainan ataupun pekerjaan maka ia akan berusaha keras untuk belajar dan aktif dalam aktivitas tersebut dibandingkan dengan orang yang mempunyai minat yang rendah terhadap aktivitas atau kegiatan.
Minat juga dapat mempengaruhi bentuk dan intensitas aspirasi seseorang terhadap suatu objek. Ketika seseorang yang mulai memikirkan suatu pekerjaan maka la akan mulai berfikir tentang apa yang harus ia lakukan. Menurut Hurlock (1999:145) menyatakan sebagai berikut, "Minat menambah kegembiraan pada suatu kegiatan, pengalaman mereka akan jauh lebih menyenangkan dari pada mereka yang sering merasa bosan".

D. Sekolah Sepakbola (Pandawa)
Sekolah sepakbola merupakan suatu wadah pembinaan atlet muda dalam cabang olahraga sepakbola. Di sekolah sepakbola tersebut mempelajari tentang permainan sepakbola, yang di dalamnya terjadi proses berlatih melatih yang dilakukan secara rutin, terencana serta mempunyai organisasi dan tujuan yang jelas. Sekolah sepakbola merupakan wadah pembinaan sepakbola usia dini harus mempunyai komponan yang wajib dipenuhi seperti, tanggung jawab, pelatih yang bersertifikat, kurikulum serta alat dan fasilitas yang memadai.
Selain sepak bola prestasi dalam cabang olahraga sepak bola di usia dini yang dilakukan di sekolah sepakbola juga tidak dapat dipisahkan dari pembinaan aspek psikologi anak, karena hal tersebut mempunyai peranan yang penting dalam pembinaan Seorang atlet di usia dini agar nantinya mereka dapat menjadi atlet yang berprestasi karena untuk menjadi seorang atlet yang handal tidak hanya kesiapan secara fisik, teknik, taktik saja namun juga harus ditunjang dengan kesiapan secara psikologis.
Sekolah sepakbola pandawa merupakan salah satu sekolah sepakbola yang ada di Pamekasan yang dikelola oleh klub Pandawa sendiri. Saat ini sekolah sepakbola Pandawa memiliki anak latih yang berjumlah kurang lebih dari seratus orang yang dibagi dalam 4 kelompok umur yaitu :
1. Kelompok umur A, kelompok umur 10 tahun kebawah.
2. Kelompok umur B, kelompok umur 11 tahun
3. Kelompok umur C, kelompok umur 12 - 13 tahun
4. Kelompok umur D, kelompok umur 15 tahun

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penggunaan metode yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai merupakan persyaratan mutlak yang diperlukan dalam suatu proses penelitian. Jenis penelitian yang digunakan dalam proses penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Dalam hal ini dilakukan pada responden yang telah ditentukan sebelumnya untuk mengetahui minat anak main sepak bola di Pandawa. Dengan metodologi penelitian akan dapat memberikan dalil-dalil, postulal-postulal atau proporsi yang melatar belakangi setiap langkah proses yang lazim ditempuh dalam kegiatan penelitian (Hadi, 1991).
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penggunaan metode observasi dalam penelitian deskriptif bertujuan untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya tentang minat anak main sepak bola dan kemudian menganalisis. Teknik angket merupakan instrumen dalam suatu penelitian, dimana angket yang telah disusun sebagai instrumen penelitian akan disebarkan secara serentak kepada subyek yang telah ditentukan sebelumnya dan disesuaikan dengan penelitian.

C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah anak atau siswa Sekolah Sepak Bola (SSB) PANDAWA Kelopok C KU 12-13 dan Kelopok D KU 14-15 yang berjumlah 45 orang, berikut ini daftar siswa yang terbagi dalam empat kategori kelompok umur yaitu :
1. Kelompok umur A, KU - 10 tahun kebawah sebanyak 37 orang
2. Kelompok umur B, KU - 11 tahun sebanyak 24 orang
3. Kelompok umur C, KU 12 - 13 tahun sebanyak 23 orang
4. Kelompok umur D, KU 14 - 15 tahun sebanyak 22 orang
2. Sampel Penelitian.
Menurut Arikunto (2002 : 112), “apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya, jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 - 15 % atau 20 – 25%”. Adapun sampel yang dipilih dalam penelitian kali ini adalah siswa SSB PANDAWA kelompok umur 12 – 15 tahun. subyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 45 orang, karena populasi yang diambil kurang dari 100 orang
D. Teknik Pengumpulan Data
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah observasi dengan menggunakan teknik angket. Tujuan dan penggunaan teknik angket dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian agar dapat mengungkapkan gejala terhadap variabel penelitian yang diteliti. Setiap data yang diperoleh tersebut merupakan data dari hasil penyebaran angket kepada sampel penelitian yang telah ditentukan sebelumnya. Adapun uraian pertanyaan dalam angket yang akan diberikan kepada responden adalah sebagai berikut :
1. Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola Lapangannya bagus ? (1) Ya (2) Tidak
2.
Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola karena bolanya banyak? (1) Ya (2) Tidak
3. Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola karena kostum tim sepakbolanya bagus ? (1) Ya (2) Tidak
4. Apakah anda tidak senang berlatih di sekolah sepak bola jika alat dan fasilitasnya tidak lengkap? (1) Ya (2) Tidak
5. Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola karena pelatihnya bagus? (1) Ya (2) Tidak
6. Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola karena pelatihnya memperhatikan anda dalam berlatih? (1) Ya (2) Tidak
7. Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola karena senang dengan cara pelatihnya mengajar? (1) Ya (2) Tidak
8. Apakah anda tidak senang mengikuti latihan jika pelatihnya kurang bagus? (1) Ya (2) Tidak
9. Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola karena mempunyai program latihan? (1) Ya (2) Tidak
10. Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola karena latihannya dilakukan secara teratur? (1) Ya (2) Tidak
11. Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola karena suasana latihannya menyenangkan? (1) Ya (2) Tidak
12. Apakah anda akan tetap mengikuti latihan walaupun tidak ada program latihannya? (1) Ya (2) Tidak
13. Apakah tidak akan mengikuti latihan di sekolah sepak bola jika suasananya membosankan? (1) Ya (2) Tidak
14. Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola karena dekat dengan tempat tinggal anda? (1) Ya (2) Tidak
15. Apakah anda tidak senang mengikuti sekolah sepak bola karena jauh dari tempat tinggal anda? (1) Ya (2) Tidak
16. Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola karena anak-anak di lingkungan anda banyak yang mengikuti sekolah sepak bola? (1) Ya (2) Tidak
17. Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola setelah mendengar berita tentang sepak bola? (1) Ya (2) Tidak
18. Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola karena banyak atlet sepak bola terkenal yang berasal dari sekolah sepak bola? (1) Ya (2) Tidak
19. Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola karena mendengar cerita dari teman? (1) Ya (2) Tidak
20. Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola karena diajak oleh teman? (1) Ya (2) Tidak
21. Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola karena ingin mendapatkan banyak teman? (1) Ya (2) Tidak
22. Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola karena banyak teman anda yang mengikuti sekolah sepak bola? (1) Ya (2) Tidak
23. Apakah anda tidak senang mengikuti sekolah sepak bola karena tidak mendapatkan banyak teman? (1) Ya (2) Tidak
24. Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola karena permintaan dari orang tua? (1) Ya (2) Tidak
25. Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola karena orang tua anda menginginkan anda menjadi seorang atlet sepak bola? (1) Ya (2) Tidak
26. Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola karena mendapat dukungan dan dorongan dari orang tua? (1) Ya (2) Tidak
27. Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola karena ditemani oleh orang tua? (1) Ya (2) Tidak
28. Apakah anda tetap mengikuti sekolah sepak bola walaupun tidak mendapat izin dari orang tua? (1) Ya (2) Tidak
29. Apakah anda merasa senang mengikuti latihan di sekolah sepak bola walaupun tidak mendapatkan dukungan dan dorongan dari orang tua? (1) Ya (2) Tidak
30. Apakah anda senang mengikuti sekolah sepak bola karena saudara anda juga mengikuti sekolah sepak bola? (1) Ya (2) Tidak
E. Instrumen Penetitian
Instrumen penelitian merupakan tolak ukur keberhasilan dalam suatu penelitian, keberhasilan suatu penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan penelitian yang menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen tersebut, (Suharsimi Arikunto, 2002).
Berdasarkan kajian yang dilakukan terhadap permasalahan yang ada serta kerangka berfikir dalam suatu penelitian maka disusunlah satu instrumen yang penelitian, instrumen penelitian yang dipilih dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik angket.
Hadari Nawawi (1992 : 120-121) meyatakan “Angket adalah pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis pula oleh responden”. Suharsimi Arikunto (1998 , 128) menyatakan “angket atau kuisioner dapat dibedakan atas beberapa jenis, tergantung pada sudut pandangnya”.
a. Dipandang dari cara menjawabnya, maka ada :
1. Kuisioner terbuka yaitu memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
2. Kuisioner tertutup yaitu yang sudah disediakan jawabanya sehingga responden tinggal memilih.
b. Dipandang dari jawaban yang diberikan ada :
1. Kuisioner langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya.
2. Kuisioner tidak langsung yaitu jika responden menjawab tentang orang lain.
c. Dipandang dari bentuknya ada :
1. Kuisioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah lama dengan kuisioner tertutup.
2. Kuisioner isian yang dimaksud adalah kuisioner terbuka.
3. Check list, sebuah daftar dimana responden tinggal membubuhkan tanda check ( ? ) pada kolom yang sesuai.
4. Rating-scale, (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan yang diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan-tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket dengan pertanyaan tertutup. Pertanyaan yang digunakan dalam angket tersebut adalah jenis pertanyaan dengan 2 alternatif jawaban yaitu jawaban “ya” dan “tidak”. Contoh angket antara lain yaitu apakah anda senang bermain sepak bola? Setiap pertanyaan yang bersifat positif yang dijawab dengan “ya”, diberi skor 1, sedangkan jawaban “tidak” diberi skor 0. Sebaliknya, untuk setiap pertanyaan yang bersifat negatif yang dijawab dengan “ya”, diberi skor 0, sedangkan jawaban “tidak” diberi skor 1.
Tabel 1. Kisi-Kisi Angket Penelitian
Aspek Faktor Indikator No
Butir Jumlah Pertanyaan
Negatif Positif

M
I
N
A
T 1. Rasa senang yang timbul dari dalam diri sendiri 1) Rasa senang terhadap alat dan fasilitas latihan.
2) Rasa senang terhadap pelatih.
3) Rasa senang terhadap program latihan. 1, 2, 3, 4

5, 6, 7,8
9, 10, 11, 12, 13 1
1
1 3
3
4
2. Rasa senang yang timbul karena pengaruh/dorongan dari luar.
1) Rasa senang karena pengaruh.
2) Rasa senang karena pengaruh teman.
3) Rasa senang karena pengaruh dorongan dari orang tua. 14, 15, 16, 17, 18
19, 20, 21, 22, 23
24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 1

1
1
4

4
6
Jumlah Butir Pernyataan Angket 30 6 24

F. Teknik Analisis Data
Setelah semua data yang diambil dalam suatu penelitian terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data yang terkumpul tersebut dianalisis sehingga nantinya dapat ditarik suatu kesimpulan melalui penghitungan data tersebut. Mengingat penelitian ini bersifat penelitian Deskriptif kuantitatif, maka data-data yang dihasilkan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik. Statistik Deskriptif adalah bagian dari statistik yang berfungsi untuk mengumpulkan data, menemukan nilai-nilai statistik dan membuat diagram atau grafik agar dapat lebih mudah dibaca dan dipahami, (Pangestu Subagyo, 1988). Sementara itu, Bogdan dan Taylor, (1992 : 137) mengemukakan bahwa :
“Analisis data adalah Proses yang memerlukan usaha untuk secara formal mengidentifikasi tema-tema dan menyusun hipotesa-hipotesa (gagasan-gagasan) yang ditampilkan oleh data, serta upaya untuk menunjukkan bahwa tema dan hipotesa tersebut didukung oleh data”.

Menurut Arikunto (1998:245-246) menyatakan, teknik penghitungan dalam angket menggunakan persentase yang kemudian ditafsirkan kedalam bentuk kalimat yang menggambarkan kuantitas dari data tersebut. Teknik analisis data mencari besarnya frekuensi relatif menggunakan rumus :
P =
Keterangan :
P : prosentase yang dicari
F : frekuensi jawaban
N : jumlah total jawaban responden
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu merupakan suatu penelitian yang bertujuan memberikan gambaran terhadap obyek yang diteliti sebagaimana adanya. Dari hasil penyebaran angket yang telah dilakukan diperoleh data hasil penelitian sebagai berikut:
1. Dari hasil pengumpulan data untuk faktor rasa senang yang timbul dari dalam diri sendiri yang terdiri, rasa senang terhadap alat dan fasilitas, rasa senang terhadap pelatih, dan rasa senang terhadap program latihan, maka diperoleh hasil seperti tabel berikut ini:
Tabel : 2 Persentase jawaban faktor rasa senang yang muncul dari dalam diri sendiri dengan indikator rasa senang terhadap alat dan fasilitas

No.
Butir Jawaban Ya Jawaban Tidak Jumlah
Keseluruhan
f % f % N %
1 28 4.79 17 2.90 585 100
2 28 4.79 17 2.90 585 100
3 23 3.93 22 3.76 585 100
4 29 4.96 16 2.73 585 100
Jumlah 108 18.47 72 12.29 - -

Tabel : 3 Persentase jawaban faktor rasa senang yang muncul dari dalam diri sendiri dengan indikator rasa senang terhadap pelatih
No.
Butir Jawaban Ya Jawaban Tidak Jumlah
Keseluruhan
f % f % N %
5 33 5.64 12 2.05 585 100
6 32 5.47 13 2.22 585 100
7 31 5.30 14 2.39 585 100
8 24 4.10 21 3.59 585 100
Jumlah 120 20.51 60 10.26 - -

Tabel : 4 Persentase jawaban faktor rasa senang yang muncul dari dalam diri sendiri dengan indikator rasa senang terhadap program latihan
No.
Butir Jawaban Ya Jawaban Tidak Jumlah
Keseluruhan
f % f % N %
9 37 6.32 8 1.37 585 100
10 39 6.66 6 1.02 585 100
11 38 6.49 7 1.20 585 100
12 24 4.10 21 3.59 585 100
13 29 4.95 16 2.73 585 100
Jumlah 167 28.54 58 9.91 - -

Dari tabel tersebut diperoleh hasil bahwa rasa senang terhadap alat dan fasilitas, yang menjawab “ya” sebanyak 18.47% sedangkan yang menjawab “Tidak” sebanyak 12.29%, rasa senang terhadap pelatih, yang menjawab “Ya” sebanyak 20.51% sedangkan yang menjawab “Tidak” sebanyak 10.26%, dan rasa senang terhadap program latihan, yang menjawab “Ya” sebanyak 28.54% sedangkan yang menjawab “Tidak” sebanyak 9.91%.
Tabel : 5 Persentase jawaban faktor rasa senang yang muncul dari dalam diri sendiri

No.
Butir Jawaban Ya Jawaban Tidak Jumlah
Keseluruhan
f % f % N %
1 s/d 13 395 67,52 190 32.48 585 100

Keterangan :
N = 13 (Butir pertanyaan1 - 13) X 45 ( Jumlah Responden)
F = Jumlah frekuensi jawaban

Dari tabel tersebut diperoleh hasil bahwa rasa senang yang muncul dari dalam diri, yang menjawab “Ya” sebanyak 67.52% sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 32.48%.
2. Hasil pengumpulan data untuk faktor rasa senang yang muncul karena pengaruh dari luar dengan indikator rasa senang karena pengaruh lingkungan, rasa senang karena pengaruh teman dan rasa senang karena pengaruh orang tua/keluarga, diperoleh hasil seperti pada tabel berikut ini:
Tabel : 6 Persentase jawaban faktor rasa senang yang muncul karena pengaruh dari luar dengan indikator rasa senang karena pengaruh lingkungan
No.
Butir Jawaban Ya Jawaban Tidak Jumlah
Keseluruhan
f % f % N %
14 18 2.35 37 4.83 765 100
15 35 4.57 10 1.30 765 100
16 14 1.83 31 4.05 765 100
17 15 1.96 30 3.92 765 100
18 23 3.00 22 2.87 765 100
Jumlah 115 15.03 110 14.38 - -

Tabel : 7 Persentase jawaban faktor rasa senang yang muncul karena pengaruh dari luar dengan indikator rasa senang karena pengaruh teman
No.
Butir Jawaban Ya Jawaban Tidak Jumlah
Keseluruhan
f % f % N %
19 33 4.31 12 1.57 765 100
20 36 4.70 9 1.18 765 100
21 16 2.09 29 3.79 765 100
22 27 3.53 18 2.35 765 100
23 38 4.97 7 0.91 765 100
Jumlah 150 19.60 75 9.80 - -

Tabel : 8 Persentase jawaban faktor rasa senang yang muncul karena pengaruh dari luar dengan indikator rasa senang karena pengaruh orang tua/keluarga
No.
Butir Jawaban Ya Jawaban Tidak Jumlah
Keseluruhan
f % f % N %
24 10 1.30 35 4.57 765 100
25 27 3.52 18 2.35 765 100
26 37 4.83 8 1.04 765 100
27 10 1.30 35 4.57 765 100
28 27 3.52 18 2.35 765 100
29 25 3.27 20 2.61 765 100
30 15 1.96 31 4.05 765 100
Jumlah 150 19.60 165 21.56 - -

Dari tabel tersebut diperoleh hasil bahwa rasa senang karena pengaruh lingkungan, yang menjawab “Ya” sebanyak 15.03% sedangkan yang menjawab “Tidak” sebanyak 14.38%, rasa senang karena pengaruh teman yang menjawab “Ya” sebanyak 19.60% sedangkan yang menjawab “Tidak” sebanyak 9.80%, dan rasa senang karena pengaruh orang tua/keluarga yang menjawab “Ya” sebanyak 1960% sedangkan yang menjawab “Tidak” sebanyak 21.56%.
Tabel : 9 Persentase jawaban faktor rasa senang yang muncul karena pengaruh dari luar dengan indikator rasa senang karena pengaruh dari luar
No.
Butir Jawaban Ya Jawaban Tidak Jumlah
Keseluruhan
f % f % N %
14 s/d 30 415 54.25 350 45.75 765 100

Keterangan :
N = 16 (Butir pertanyaan 14-30) X 45 (Responden)
F = Jumlah frekuensi Jawaban Reponden
Dari tabel tersebut diperoleh hasil bahwa rasa senang yang muncul karena pengaruh dari luar, yang menjawab “Ya” sebanyak 54.250% sedangkan yang menjawab tidak sebanyak 45.75%.

B. Pembahasan
Penelitian ini berusaha untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran tentang faktor-faktor penyebab munculnya minat anak usia 14-15 bermain sepakbola di sekolah sepakbola Pandawa. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa terdapat dua faktor penyebab munculnya anak bermain sepakbola di sekolah sepakbola Pandawa yaitu:
1. Faktor rasa senang yang muncul dari dalam diri sendiri
Minat anak bergabung di sekolah sepakbola Pandawa yang disebabkan oleh faktor rasa senang muncul dari dalam diri sendiri yang tertuang dalam pernyataan angket (butir 1 – 13) adalah sebesar 67.52% artinya bahwa minat anak bermain sepakbola di sekolah sepakbola Pandawa cenderung lebih dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam dirinya sendiri. Faktor tersebut terdiri dari indikator-indikator sebagai berikut:
a. Minat siswa bermain sepakbola di sekolah sepakbola Pandawa yang dipengaruhi oleh rasa senang terhadap alat dan fasilitas latihan, pertanyaan angket (butir 1, 2, 3, 4) adalah sebesar 18.47%. Fasilitas yang lengkap dan memadai sangat dibutuhkan untuk menunjang proses berlatih melatih yang terjadi di sekolah sepakbola Pandawa sehingga proses berlatih melatih dapat berjalan dengan lancar, dengan demikian dapat memunculkan rasa senang dalam diri siswa atau anak latih dalam mengikuti latihan di sekolah sepakbola Pandawa.
b. Minat siswa bermain sepakbola di sekolah sepakbola Pandawa yang dipengaruhi oleh rasa senang terhadap pelatih, pertanyaan angket (butir 5, 6, 7, 8) adalah sebesar 20.51%. Pelatih yang berkompeten dalam olahraga sepakbola dapat mempengaruhi munculnya rasa senang dan minat siswa dalam mengikuti latihan di sekolah sepakbola Pandawa, selain itu juga memberikan persepsi bahwa sekolah sepakbola tersebut adalah sekolah sepakbola yang profesional dengan demikian anak akan merasa senang berlatih jika pelatihnya dapat menciptakan suasana latihan yang menggembirakan, sebaliknya mereka jenuh jika suasana latihan terasa membosankan.
c. Minat siswa bermain sepakbola di sekolah sepakbola Pandawa yang diperngaruhi oleh rasa senang terhadap program latihan, pertanyaan angket (butir 9, 10, 11, 12, 13) adalah 28.54%. Suatu program latihan yang dimiliki oleh sekolah sepakbola juga dapat mempengaruhi minat siswa bermain sepakbola di sekolah sepakbola tersebut. Latihan yang terprogram, terencana, terorganisir dan berkesinambungan serta suasana latihan yang kondusif dapat menimbulkan rasa senang dalam diri anak latih terutam di usia dini.

2. Faktor rasa senang yang muncul dari luar
Minat siswa bermain sepakbola di sekolah sepakbola Pandawa yang dipengaruhi oleh faktor rasa senang muncul karena pengaruh dari luar yang tertuang dalam pertanyaan angket (butir 14 – 30) adalah sebesar 54.25%. Dapat diartikan bahwa faktor yang muncul karena pengaruh dari luar pengaruhnya tidak terlalu besar terhadap minat yang muncul pada diri siswa untuk bermain sepakbola di sekolah sepakbola Pandawa. Faktor tersebut terdiri dari indikator-indikator sebagai berikut:
a. Minat siswa bermain sepakbola di sekolah sepakbola Pandawa yang dipengaruhi oleh rasa senang karena pengaruh lingkungan, pertanyaan angket (butir 14, 15, 16, 17, 18) adalah sebesar 15.30%.
b. Minat siswa bermain sepakbola di sekolah sepakbola Pandawa yang dipengaruhi oleh rasa senang karena pengaruh teman, pertanyaan angket (butir 19, 20, 21, 22, 23) adalah sebesar 19.60%. Minat yang muncul dalam diri seorang anak juga dipengaruhi oleh teman, terutama dari teman sebayanya di rumah maupun teman di sekolah. Anak-anak cenderung akan mengikuti ajakan temannya jika sesuai dengan keinginan mereka. Anak akan merasa lebih senang bergabung dan bermain dengan teman sebayanya.
c. Minat siswa bermain sepakbola di sekolah sepakbola Pandawa yang dipengaruhi oleh rasa senang karena pengaruh orang tua/keluarga, pertanyaan angket (butir 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30) adalah sebesar 19.60%. Orang tua maupun keluarga juga sangat berperan dalam mempengaruhi minat seorang anak. Biasanya orang tua/keluarga yang gemar terhadap olahraga sepakbola cenderung ingin anaknya masuk dalam perkumpulan sepakbola atau sekolah sepakbola walaupun bukan untuk prestasi tetapi untuk memberikan kegiatan yang positif untuk anaknya.
Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas, secara garis besar ada 2 faktor yang mempengaruhi minat anak bermain sepakbola di sekolah sepakbola Pandawa, yaitu minat anak bermain sepakbola Pandawa yang dipengaruhi oleh faktor rasa senang yang timbul dari dalam diri sendiri sebesar 67.52%. Sedangkan minat anak bermain sepakbola di sekolah sepakbola Pandawa yang dipengaruhi oleh faktor rasa senang yang muncul karena pengaruh dari luar adalah sebesar 54.25%.
Dengan kata lain bahwa minat yang dikarenakan faktor rasa senang yang muncul dari diri sendiri lebih besar daripada minat yang dikarenakan faktor rasa senang yang muncul karena pengaruh dari luar.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan diatas serta dengan memperhatikan beberapa tinjuan yang telah dikaji, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa minat anak bermain sepakbola di sekolah sepakbola Pandawa dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1. Minat anak bermain sepakbola di sekolah sepakbola Pandawa yang dipengaruhi oleh faktor rasa senang yang muncul karena pengaruh dalam diri sendiri atau Intrinsik terdiri dari : a). rasa senang terhadap alat dan fasilitas sebesar 18.47%. b). rasa senang terhadap pelatih sebesar 20.51%. c). rasa senang terhadap program latihan sebesar 28.54%. jumlah total dari motivasi Intrinsik sebesar 67.52% dan yang menjawab tidak sebesar 32.48 %.
2. Minat anak bermain sepakbola di sekolah sepakbola Pandawa yang dipengaruhi oleh faktor rasa senang yang muncul karena pengaruh dari luar atau Ektrinsik terdiri dari: a). rasa senang karena pengaruh lingkungan sebesar 15.03%. b). rasa senang karena pengaruh teman sebesar 19.60%. c). rasa senang karena pengaruh orang tua/keluarga sebesar 19.60%. jumlah total dari motivasi Ekstinsik sebesar 54.25%, dan yag menjawab tidak sebanyak 45.75 %.

B. Implikasi
Hasil dari peneliitian ini dapat dijadikan sebagai suatu masukan bagi pihak yang terkait, khususnya dalam hal ini sekolah sepakbola Pandawa selaku suatu lembaga yang membina atlet mudah dalam cabang olahraga sepakbola. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai kajian dalam menyelenggarakan proses berlatih melatih di sekolah sepabola di Pandawa dengan memperhatikan latihan yang diselenggarakan, sehingga nantinya harapan para pembina, pelatih, pengurus sekolah sepakbola Pandawa dan juga harapan dari orang tua anak latih dapat tercapai dan dapat bermanfaat bagi anak latih itu sendiri maupun orang lain. Selain itu kegiatan di sekolah sepakbola dapat dijadikan salah satu alternatif bagi orang tua dalam mengarahkan anaknya ke bentuk kegiatan yang positif serta dapat mengantisipasi kegiatan yang negatif yang belakangan ini sering terjadi di lingkungan anak-anak dan remaja seperti tawuran antar pelajar ataupun terjerumus narkoba.

C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang dalam pengambilan datanya menggunakan instrument berupa angket, sehingga dalam proses pengambilan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan seperti untuk mendapatkan kesungguhan jawaban dari para responden dalam menjawab butir pertanyaan yang disusun dalam bentuk angket, sebelumnya peneliti perlu mengadakan observasi terlebih dahulu dengan melakukan pendekatan dan memberikan pengarahan serta penjelasan tentang penelitian yang sedang dilaksanakan dengan harapan jawaban yang diberikan tersebut sesuai dengan keadaaan responden yang sebenarnya dan sesuai dengan keinginan dari peneliti. Di samping itu, studi yang dilaksanakan dalam penelitian kali ini hanya merupakan studi deskriptif yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang apa yang diamati dalam penelitian ini dengan apa adanya, tanpa memberikan suatu analisis yang lebih mendasar atau menarik suatu kesimpulan yang berlaku untuk umum.


D. Saran
1. Bagi peneliti, penelitian ini hendaknya dapat ditindak lanjuti dengan penelitian-penelitian lain yang mengkaji tentang aspek psikologis lainnya, sehingga nantinya dapat diperoleh suatu deskripsi yang lebih lengkap tentang aspek-aspek psikologis anak.
2. Bagi lembaga sekolah sepakbola Pandawa penelitian ini dijadikan acuan bagi lembaga yang terkait dalam hal ini sekolah sepakbola dalam meningkatkan kualitas sekolah sepakbola itu sendiri dengan memperhatikan aspek minat yang timbul dalam diri anak bergabung di sekolah sepakbola.
3. Bagi pelatih, dengan memperhatikan minat yang timbul dari dalam diri anak dapat dijadikan acuan bagi pelatih untuk menciptakan suatu suasana latihan yang lebih kondusif sehingga dapat menambah minat anak dalam mengikuti proses berlatih melatih di sekolah sepakbola.
4. Bagi orang tua, pemahaman terhadap anak sebagai individu yang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikis harus dipahami benar oleh orang tua sehingga nantinya orang tua dapat mengarahkan anaknya pada kegiatan yang positif sesuai minat dan bakat yang dimiliki oleh anak tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Abror, AR. (1993). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : PT. Tiara Wacana.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Badawi dkk 1996
Crow and Crou.
(1973). An Out Line of General Psychology. New York Lithfe field Adam and CO.
Effendi. (1993). Pengantar Psikologi. Bandung : Penerbit Tarsit.
Gunarso, S.D. (1989). Psikologi Olahraga. Jakarta : PT. BPK Gunung Mulia.
Gritama 1992
Hadi, S. (1991). Analisis Butir Untuk Instrumen. Yogyakarta, Andi Offset.
Hurlock 1999
I Made Srimundy. (2006). Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. Universitas Negeri Surabaya : Unesa University Press.
Kartono 1990
Killis 1988
Luxbacher, JA. (1991). Sepakbola Step to Nucces. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Mappier 1992
Nurkacana. W. (1991). Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.

Pangestu. (1998). Statistik Deskriptif. Yogyakarta : BPFE.
Prasetya 1999
Peter dan Yenni. (1991). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta : Cakrawala.
Syukur 1996
Suryobroto 1983
Walgito, B. (1983). Psikologi Umum. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Winkell. (1983). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Hasil-Hasil Belajar. Jakarta : PT. Gramedia.



Demikianlah SKRIPSI OLAHRAGA INDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA MINAT ANAK USIA 12 – 15 TAHUN DALAM MENGIKUTI SEPAK BOLA DI PANDAWA

Sekian SKRIPSI OLAHRAGA INDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA MINAT ANAK USIA 12 – 15 TAHUN DALAM MENGIKUTI SEPAK BOLA DI PANDAWA, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sekian postingan SKRIPSI OLAHRAGA Terbaru kali ini.

Anda sedang membaca artikel INDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA MINAT ANAK USIA 12 – 15 TAHUN DALAM MENGIKUTI SEPAK BOLA DI PANDAWA dan artikel ini url permalinknya adalah http://skripsior.blogspot.com/2012/09/indentifikasi-faktor-penyebab-munculnya.html Drama Streaming Lainnya DSKRIPSI OLAHRAGA KUMPULAN DATA DATA SKRIPSI TENTANG OLAHRAGA ,INDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA MINAT ANAK USIA 12 – 15 TAHUN DALAM MENGIKUTI SEPAK BOLA DI PANDAWASKRIPSI OLAHRAGA KUMPULAN DATA DATA SKRIPSI TENTANG OLAHRAGA .

0 Response to "INDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB MUNCULNYA MINAT ANAK USIA 12 – 15 TAHUN DALAM MENGIKUTI SEPAK BOLA DI PANDAWA"

Posting Komentar